Berikut
ini akan dibahas mengenai struktur sel eukariotik yang meliputi membran plasma,
sitoplasma, dan organel-organel sel (ribosom, kompleks Golgi, mitokondria,
lisosom, badan mikro, dan mikrotubulus).
Struktur sel eukariotik pada tumbuhan |
a.
Membran Sel (Selaput Plasma)
Membran
sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan
lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya
dapat dilalui molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol,
dan berbagai ion. Membran sel mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1)
Sebagai reseptor (penerima) rangsang dari luar, seperti hormon dan bahan kimia
lain, baik dari lingkungan luar
maupun
dari bagian lain dalam organisme itu sendiri.
2)
Melindungi agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
3)
Mengontrol zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel. Hal inilah
yang menyebabkan membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel).
4)
Sebagai tempat terjadinya kegiatan biokimiawi, seperti reaksi oksidasi dan
respirasi.
Berdasarkan
analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas
lapisan protein dan
lapisan
lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan
lipid rangkap dua (lipid bilayer).
Lapisan
lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang
mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bagian
kepala
(polar head) dan bagian ekor (nonpolar tail).
Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air),
sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air).
Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
1)
Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.
2)
Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.
3)
Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.
Lapisan
protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua
macam lapisan, yaitu
lapisan
protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan
protein integral atau intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus
bagian
kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian luar. Lapisan
protein integral membungkus bagian kepala (polar
head)
lipid rangkap dua bagian dalam. Di depan telah dijelaskan bahwa membran plasma bersifat
selektif permeabel (semipermeabel) yang artinya membran plasma dapat dilalui
oleh molekul atau ion tertentu. Perpindahan molekul atau ion melewati membran
ada dua macam, yaitu transpor pasif dan transpor aktif.
1)
Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa
menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan
dari konsentrasi tinggi ke rendah. Contoh transpor pasif adalah difusi dan osmosis.
2)
Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion menggunakan
energi dari sel itu. Contoh transpor aktif
adalah
pompa ion natrium (Na+) /kalium (K+), endositosis, dan eksositosis
Uraian berikut akan membahas proses terjadinya
transpor pasif dan transpor aktif dengan lebih rinci.
1)
Difusi
Difusi
adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak. Molekul dan ion
yang terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan acak ini
mendorong terjadinya difusi. Difusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu difusi sederhana
dan difusi terbantu (facilitated diffusion).
a)
Difusi Sederhana
Molekul
zat dapat berdifusi secara spontan hingga dicapai kerapatan yang sama dalam
suatu ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan
(difusi gas di dalam medium udara).
b)
Difusi Terbantu
Difusi
terbantu merupakan proses difusi dengan perantara protein pembawa (carrier
protein). Arah perpindahan molekul seperti halnya pada difusi biasa yaitu dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, hanya saja protein pembawa membantu
proses perpindahan molekul ini.
Difusi
terbantu merupakan transpor melalui media pembawa. Pada proses ini, molekul
diikat oleh reseptor pada sisi luar sel dan dilewatkan melalui membran plasma
oleh protein transmembran yang telah mengalami perubahan susunan. Setelah itu,
protein pembawa kembali pada susunan semula. Protein pembawa juga dapat membuat
celah yang dapat dilalui oleh ion-ion seperti Cl– dan Na+.
2)
Osmosis
Osmosis
adalah perpindahan molekul air melalui membrane semipermeabel dari
larutan yang konsentrasi airnya tinggi ke larutan yang konsentrasi airnya
rendah. Dengan kata lain, osmosis juga berarti perpindahan molekul dari larutan
berkepekatan rendah (hipotonis) ke larutan berkepekatan tinggi (hipertonis) melalui
selaput (membran) semipermeabel.
Peristiwa
osmosis terjadi dalam sel. Bila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan
masuk sel dan terjadi endosmosis. Hal ini menyebabkan tekanan osmosis sel
menjadi tinggi. Keadaan yang demikian dapat memecahkan sel (lisis). Jadi, lisis
adalah hancurnya sel karena rusaknya atau robeknya membran plasma. Sebaliknya, apabila
konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi, air dalam sel akan keluar dan
terjadi eksosmosis.
Eksosmosis pada hewan akan menyebabkan
pengerutan sel yang disebut krenasi dan pada tumbuhan akan menyebabkan terlepasnya
membran dari dinding sel yang disebut plasmolisis.
3)
Pompa Natrium-Kalium
Berbeda
dengan difusi terbantu yang termasuk transpor pasif karena mengikuti gradien
konsentrasi, maka transpor aktif ini bersifat melawan gradient konsentrasi.
Pada
transpor aktif terjadi pemompaan molekul melewati membran dan melawan gradien
konsentrasi. Pada transpor aktif diperlukan energi untuk melawan gradien
konsentrasi. Transpor aktif ini berfungsi memelihara konsentrasi molekul kecil
dalam sel yang berbeda dengan konsentrasi molekul lingkungannya.
Sebagai
contoh ion K+ penting untuk mempertahankan kegiatan listrik di dalam sel saraf
dan memacu transpor aktif zat-zat lain. Meskipun ion Na+ dan K+ dapat melewati
membran, karena kebutuhan akan ion K+ lebih tinggi maka diperlukan lagi pemasukan
ion K+ ke dalam sel dan pengeluaran ion Na+ keluar sel. Konsentrasi ion K+ di
luar sel rendah, sedangkan di dalam sel tinggi. Sebaliknya, konsentrasi ion Na+
di dalam sel rendah dan di luar sel
tinggi. Bila terjadi proses difusi, maka akan terjadi difusi ion K+ dari dalam
sel ke luar, sedangkan difusi ion Na+ dari luar ke dalam sel. Akan tetapi, yang
terjadi sebenarnya bukanlah difusi karena pergerakan ion-ion itu melawan
gradien kadar maka terjadi pemasukan ion K+ dan pengeluaran ion Na+. Energi ATP
diperlukan untuk melawan gradien kadar itu dengan pertolongan protein yang ada
dalam membran. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ dari dalam sel diimbangi dengan
pemasukan 2 ion K+ dari luar sel. Oleh sebab itu, proses ini disebut pompa
natrium-kalium.
4)
Endositosis dan Eksositosis
Endositosis
dan eksositosis merupakan transport yang memerlukan energi. Endositosis
merupakan proses masuknya senyawa melalui membran dengan cara pembungkusan
senyawa dan cairan ekstraselular dengan pelekukan ke dalam sebagian membran.
Hal ini terjadi pada organisme uniselular dan sel darah putih. Jika yang
dimasukkan berupa senyawa padat disebut fagositosis, sedangkan jika
berupa larutan disebut pinositosis.
Eksositosis
merupakan proses pengeluaran zat dari dalam sel keluar sel. Sekret terbungkus
kantong membran yang selanjutnya melebar dan pecah. Eksositosis terjadi pada
beberapa sel kelenjar atau sel sekresi.
b.
Sitoplasma
Sitoplasma
merupakan materi yang mengisi antara inti dan selaput plasma. Sitoplasma yang
berada dalam nukleus
disebut
nukleoplasma. Pada sel tumbuhan, sitoplasma dibedakan
menjadi dua, yaitu yang berbatasan dengan selaput plasma disebut ektoplasma
dan yang di bagian dalam disebut endoplasma.
Ektoplasma lebih jernih dan kompak. Ektoplasma pada sel hewan berupa selaput
plasma itu sendiri. Endoplasma sel tumbuhan mengandung banyak plastida (zat
warna). Komponen utama penyusun sitoplasma sebagai berikut.
1)
Cairan seperti gel (agar-agar atau jeli) yang disebut sitosol.
2)
Substansi simpanan dalam sitoplasma. Substansi ini bervariasi tergantung tipe
selnya. Sebagai contoh, sitoplasma sel hati mengandung simpanan molekul glikogen,
sedangkan sitoplasma sel lemak mengandung tetesan lemak besar.
3)
Jaringan yang strukturnya seperti filamen (benang) dan serabut yang saling berhubungan.
Jaringan benang dan
serabut
disebut sitoskeleton yang berfungsi sebagai kerangka sel.
4)
Organel-organel sel. Matriks sitoplasma atau bahan dasar sitoplasma disebut sitosol.
Sitoplasma dapat berubah dari fase sol ke gel dan sebaliknya
Sifat-sifat
fisikawi matriks sitoplasma sebagai berikut.
1)
Efek Tyndal yaitu kemampuan matriks sitoplasma memantulkan cahaya.
2)
Gerak Brown yaitu gerak acak (zig-zag) partikel penyusun koloid.
3)
Gerak siklosis yaitu gerak matriks sitoplasma berupa arus melingkar.
4)
Memiliki tegangan permukaan.
5)
Elektrolit yaitu kemampuan molekul menghantarkan arus listrik.
Matriks
sitoplasma dapat bertindak sebagai larutan penyangga (buffer).
Sifat biologis matriks sitoplasma adalah
mampu
mengenali rangsang (iritabilitas) dan mengantar rangsang (konduktivitas).
Adapun
fungsi sitosol sebagai berikut.
1)
Sumber bahan kimia penting bagi sel karena di dalamnya terdapat senyawa-senyawa
organik terlarut, ion-ion, gas, molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam
amino, nukleotida, molekul besar seperti protein, dan RNA yang
membentuk
koloid.
2)
Tempat terjadinya reaksi metabolisme, seperti glikolisis, sintesis protein, dan
sintesis asam lemak.
c.
Sitoskeleton
Sitoskeleton
atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda yaitu,
mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen intermediar.
1)
Mikrofilamen
Mikrofilamen
adalah rantai ganda protein yang bertaut dan tipis. Mikrofilamen tersusun atas
dua macam protein, yaitu aktin dan miosin. Mikrofilamen banyak terdapat pada
sel-sel otot. Mikrofilamen mempunyai diameter 7 nm sehingga pengamatannya harus
menggunakan mikroskop elektron.
2)
Mikrotubulus
Mikrotubulus
adalah rantai-rantai protein yang membentuk spiral. Spiral ini membentuk tabung
berlubang yang panjangnya mencapai 2,5 mm dengan diameter 25 nm. Mikrotubulus
tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin. Mikrotubulus merupakan penyusun
sitoskeleton yang terbesar. Mikrotubulus terdapat pada gelendong sel, yaitu berupa
benang-benang spindel yang menghubungkan dua kutub sel pada waktu sel membelah.
Gerakan kromosom dari daerah ekuator ke kutub masing-masing pada anafase
dikendalikan oleh mikrotubulus. Dengan demikian, mikrotubulus mempunyai fungsi
mengarahkan gerakan komponen-komponen sel, mempertahankan bentuk sel, serta membantu
dalam pembelahan mitosis.
3)
Filamen Intermediar
Filamen
intermediar adalah rantai molekul protein yang membentuk untaian yang saling
melilit. Filamen ini berdiameter 8 – 10 nm. Disebut serabut intermediary karena
ukurannya di antara ukuran mikrofilamen dan mikrotubulus. Serabut ini tersusun
atas protein yang disebut fimentin, tetapi tidak semua sel filament intermediarnya
tersusun atas fimentin. Misalnya sel kulit filamennya tersusun atas protein
keratin
d.
Nukleus
Nukleus
atau inti sel merupakan bagian penting sel yang berperan sebagai pengendali
kegiatan sel. Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel. Nukleus
biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval. Pada umumnya sel
organisme berinti tunggal, tetapi ada
juga
yang memiliki lebih dari satu inti. Berdasar jumlah nukleus, sel dapat
dibedakan sebagai berikut.
1)
Sel mononukleat (berinti tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.
2)
Binukleat (inti ganda), contohnya Paramaecium.
3)
Multinukleat (inti banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan
beberapa jenis jamur. Di dalam nukleus terdapat matriks yang disebut
nukleoplasma, nukleolus, RNA, dan kromosom. Kromosom tersusun atas protein dan
DNA.
Setiap
nukleus tersusun atas beberapa bagian penting sebagai berikut.
1)
Membran Nukleus (Selaput Inti)
Selaput
inti merupakan bagian terluar inti yang memisahkan nukleoplasma dengan sitoplasma.
Selaput inti terdiri atas dua lapis membran (bilaminair),
setiap lapis merupakan lapisan bilayer. Ruang antara membrane disebut perinuklear
atau sisterna. Pada membran ini terdapat porus yang
berfungsi untuk pertukaran molekul dengan sitoplasma. Berdasarkan ada tidaknya
selaput inti, dibedakan dua tipe sel yaitu sel prokariotik (tidak
memiliki selaput
inti)
dan sel eukariotik (memiliki selaput inti).
2)
Nukleoplasma
Nukleoplasma
adalah cairan inti (karyotin) yang bersifat transparan dan
semisolid (kental). Nukleoplasma mengandung kromatin, granula, nukleoprotein,
dan senyawa kimia kompleks. Pada saat pembelahan sel, benang kromatin menebal
dan memendek serta mudah menyerap zat warna disebut kromosom.
Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA. Di dalam benang DNA inilah
tersimpan informasi kehidupan. DNA akan mentranskripsi diri (mengopi diri) menjadi
RNA yang selanjutnya akan dikeluarkan ke sitoplasma.
3)
Nukleolus
Nukleolus
atau anak inti tersusun atas fosfoprotein, orthosfat, DNA, dan enzim. Nukleolus
terbentuk pada saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam nukleus.
Jika transkripsi berhenti, nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nukleolus
bukan merupakan organel yang tetap. Jadi, nukleus memiliki arti penting bagi
sel karena mempunyai beberapa fungsi berikut.
1)
Pengatur pembelahan sel.
2)
Pengendali seluruh kegiatan sel, misalnya dengan memasukkan RNA dan unit
ribosom ke dalam sitoplasma.
3)
Pembawa informasi genetik.
e.
Retikulum Endoplasma
Retikulum
endoplasma merupakan organel yang tersusun oleh membran yang terbentuk seperti
jala. Retikulum sendiri berasal dari kata reticular yang berarti anyaman
benang atau jala. Letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma),
sehingga disebut sebagai retikulum endoplasma (RE).
Membran RE merupakan kelanjutan dari membran nukleus hingga ke membran plasma. Jadi,
RE merupakan saluran penghubung antara nucleus dengan bagian luar sel.
Dalam
sel terdapat dua tipe retikulum endoplasma sebagai berikut.
1)
Retikulum Endoplasma Kasar
Permukaan
retikulum endoplasmanya diselubungi oleh ribosom yang tampak berbintil-bintil
sehingga disebut RE kasar. Ribosom adalah tempat sintesis protein.
Protein ini akan ditampung oleh RE kasar yaitu dalam rongga RE.
2)
Retikulum Endoplasma Halus
RE
halus adalah RE yang tidak ditempeli ribosom sehingga permukaannya halus. Retikulum
endoplasma mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1)
Mensintesis lemak dan kolesterol (RE kasar dan RE halus).
2)
Menampung protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks
Golgi dan akhirnya dikeluarkan
dari
sel (RE kasar).
3)
Transportasi molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain
(RE kasar dan RE halus).
4)
Menetralkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
f.
Ribosom
Ribosom
merupakan struktur paling kecil yang tersuspensi dalam sitoplasma dan terdapat
di sel eukariotik maupun prokariotik. Pada sel eukariotik, ribosom terdapat bebas
dalam sitoplasma atau terikat RE. Ribosom tersusun atas protein dan RNA. Ribosom
terdiri dari dua subunit, yaitu subunit kecil dan subunit besar.
g.
Kompleks Golgi
Kompleks
Golgi dijumpai pada hampir semua sel tumbuhan dan hewan. Pada sel tumbuhan,
kompleks Golgi disebut diktiosom. Badan Golgi (ditemukan tahun 1898 oleh Camillio
Golgi) tersebar dalam sitoplasma dan merupakan salah satu komponen
terbesar dalam sel. Antara badan Golgi satu dengan yang lain berhubungan dan
membentuk struktur
kompleks
seperti jala. Badan Golgi sangat penting pada sel sekresi. Kompleks Golgi dan
RE mempunyai hubungan erat dalam sekresi protein sel. Di depan telah dikatakan
bahwa RE menampung dan menyalurkan protein ke Golgi. Golgi mereaksikan protein
itu dengan glioksilat sehingga terbentuk glikoprotein untuk dibawa ke luar sel.
Oleh karena hasilnya disekresikan itulah maka Golgi disebut pula sebagai organel
sekretori.
Selain
itu, kompleks Golgi juga mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1)
Tempat sintesis polisakarida seperti mukus, selulosa, hemiselulosa, dan pektin
(penyusun dinding sel tumbuhan).
2)
Membentuk membran plasma.
3)
Membentuk kantong sekresi untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan sel,
seperti protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
4)
Membentuk akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur, dan lisosom.
h.
Lisosom
Lisosom
berasal dari kata lyso = pencernaan dan soma
= tubuh, merupakan membran kantong kecil yang berisi enzim
hidrolitik yang disebut lisozim. Lisosom adalah organel berbentuk agak bulat dan
dibatasi membran tunggal.
Lisosom
terdapat hampir pada semua sel eukariotik, terutama sel-sel yang bersifat
fagositik seperti leukosit. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik seperti
protease, lipase, nuklease, fosfatase, dan enzim pencerna yang lain.
Enzim
lisosom adalah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom dan kemudian masuk ke
RE. Dari RE, enzim dimasukkan ke dalam membran kemudian dikeluarkan oleh sitoplasma
menjadi lisosom. Selain itu, ada pula enzim yang dimasukkan terlebih dahulu ke
Golgi. Enzim itu dibungkus membran kemudian dilepaskan dalam sitoplasma oleh
Golgi. Jadi, proses pembentukan lisosom dapat dilakukan secara langsung oleh RE
atau oleh Golgi.
Proses
pencernaan oleh lisosom berlangsung misalnya saat sel menelan bakteri secara
fagositosis. Bakteri itu dimasukkan ke dalam vakuola. Vakuola yang berisi
bakteri segera dihampiri lisosom. Membran lisosom dan membrane vakuola
bersinggungan dan bersatu. Enzim lisosom masuk ke dalam vakuola dan mencerna bakteri.
Substansi hasil pencernaan lisosom disimpan dalam vesikel kemudian ditranspor
ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel. Secara rinci lisosom mempunyai
fungsi sebagai berikut.
1)
Melakukan pencernaan intrasel.
2)
Autofagi yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki,
misalnya organel lain yang sudah tidak berfungsi.
3)
Eksositosis yaitu pembebasan enzim keluar sel, misalnya
pada pergantian tulang rawan pada perkembangan tulang keras.
4)
Autolisis yaitu penghancuran diri sel dengan membebaskan
isi lisosom ke dalam sel, misalnya terjadi pada saat berudu menginjak dewasa
dengan menyerap kembali ekornya.
5)
Menghancurkan senyawa karsinogenik. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa
lisosom mempunyai peranan penting dalam sel. Bagaimana jika lisosom mengalami
kegagalan fungsi? Kegagalan dalam proses pencernaan oleh lisosom dapat
menyebabkan penyakit silikosis dan rematik.
i.
Badan Mikro
Badan
mikro hampir menyerupai lisosom, berbentuk agak bulat, diselubungi membran
tunggal, dan di dalamnya berisi enzim katalase dan oksidase. Organela ini
disebut badan mikro karena ukurannya kecil. Terdapat dua tipe badan mikro,
yaitu peroksisom dan glioksisom. Peroksisom
terdapat pada sel hewan, fungi, dan daun tanaman tingkat tinggi.
Peroksisom
berperan dalam oksidasi substrat menghasilkan H2O2 (bersifat racun bagi sel)
yang selanjutnya dipecah menjadi H2O + O2. Peroksisom penting dalam penyerapan
cahaya dan respirasi sehingga berhubungan erat dengan kloroplas dan
mitokondria. Peran lain peroksisom selain melindungi sel dari H2O2, juga
berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat dan perubahan purin dalam
sel.
Glioksisom
terdapat pada sel tanaman. Glioksisom berperan dalam metabolisme asam lemak dan
tempat terjadinya siklus glioksilat.
j.
Mitokondria
Mitokondria
berbentuk bulat panjang atau seperti tongkat terdapat pada sel eukariotik
aerob. Mitokondria dibatasi dua lapis membran yang kuat, fleksibel, dan stabil,
serta tersusun atas lipoprotein. Membran dalam membentuk tonjolantonjolan yang
disebut krista untuk memperluas agar penyerapan oksigen lebih
efektif. Ruangan dalam mitokondria berisi cairan disebut matriks mitokondria.
Matriks ini kaya enzim pernapasan (sitokrom), DNA, RNA, dan
protein.
Mitokondria memiliki DNA sendiri yang mengkode sintesis protein spesifik.
Mitokondria berfungsi dalam oksidasi makanan, respirasi sel, dehidrogenasi,
fosforilasi oksidasif, dan sistem transfer electron.
Berkaitan
dengan fungsi tersebut mitokondria sering disebut the
power house of cell. k. Kloroplas Kloroplas hanya
terdapat pada sel tumbuhan dan Algae tertentu dibatasi membran ganda. Di dalam
kloroplas terdapat klorofil (pigmen fotosintetik) dan pigmen lain yang terletak
pada membranatau pada bahan dasar di dalam kloroplas. Bahan dasar kloroplas
berupa cairan disebut stroma.
k. Kloroplas
Kloroplas hanya terdapat pada
sel tumbuhan dan Algae tertentu. Kloroplas dibatasi membran
ganda. Di dalam kloroplas terdapat klorofil (pigmen fotosintetik) dan pigmen
lain yang terletak pada membrane atau pada bahan dasar di dalam kloroplas.
Bahan dasar kloroplas berupa cairan disebut stroma. Kloroplas berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya fotosintesis. Peran pigmen untuk menangkap cahaya matahari
yang akan diubah menjadi energi kimia.
l. Sentriol
Sel hewan dan beberapa
mikroorganisme serta tumbuhan tingkat rendah mengandung dua sentriol dalam sitoplasma.
Sentriol terletak di dekat permukaan luar nukleus. Setiap sentriol terdiri atas
sebaris silinder sebanyak Sembilan mikrotubul. Sentriol berperan dalam proses
pembelahan sel.
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
ReplyDeletehanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
ReplyDeletePromo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^